Friday, October 11, 2013

Analisis Jurnal Komunikasi



Analisis Journal
Strategi Komunikasi Pembangunan Pertanian Pada Komunitas Dayak
di Kalimantan Barat



 





Disusun Oleh :
     Fanny Octania Zuari (22211687)
Hapsari Widayani (23211213)
Mailany (24211255)
SMAK-05

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2013
Analisis Jurnal Ekonomi
1. Tema, Pengarang, Tahun Pembuatan Jurnal
Tema                                       : Potensi Komunikasi bagi Masyarakat Dayak di Kalimantan Barat
Pengarang                      : Gontom C. Kifli
Tahun Pembuatan Jurnal        : 2007

2.    Judul                                    
Judul Jurnal                             :  Strategi Komunikasi Pembangunan Pertanian Pada Komunitas Dayak di Kalimantan Barat

3.    Latar Belakang                     :
Dewasa ini, komunikasi bagi sesama umat manusia merupakan kebutuhan mutlak dalam kehidupan sehari – hari dan mengharuskan sebagian manusia untuk bisa berkomunikasi yang baik agar tercapai kesepakatan yang baik. Komunikasi juga amat berperan bagi kemajuan ekonomi dan kebudayaan suatu bangsa sehingga diperlukan komunikasi yang baik dan relevan antar sesama. Pada jurnal ini, diberitahukan bahwa potensi sumber daya alam di Kalimantan yang di dominasi oleh pertanian, maka masyarakat Dayak dengan sendirinya merupakan subyek dari pembangunan pertanian di wilayah ini. Ini merupakan hal yang tidak mudah untuk dicapai karena sebagian masyarakat Dayak kurang memiliki keberutungan dalam hal kesempatan memperoleh akses informasi dibandingkan dengan komunitas lainnya. Kondisi ini disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adanya kecenderungan kurangnya lembaga pemerintah mauun swasta dalam mengikutsertakan komunitas Dayak dalam program pembangunan pertanian di wilayahnya karena kesulitan dalam mengakses informasi yang ada.
Masih lemahnya perhatian dan pemberdayaan masyarakat Dayak dengan sendirinya menjadi hal yang menghambat proses pembangunan pertanian secara menyeluruh di Kalimantan Barat. Kesadaran akan pentingnya pemerataan kesempatan dalam pencapaian tingkat kesejahteraan hidup yang lebih baik merupakan seluruh hak bagi masyarakat Dayak. Oleh sebab itu diperlukan strategi agar akses informasi dan inovasi teknologi yang ada lebih terbuka dan mudah, sehingga diharapkan akan tercapainya pemberdayaan dan revitalisasi pembangunan pertanian yang berifat partisipatif, arif, dan saling menguntungkan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi peranan tokoh adat Dayak di dalam komunitasnya dan mengidentifikasi strategi komunitas yang tepat dalam upaya meningkatkan akses informasi dan inovasi teknologi bagi komunitas Dayak.

4.    Masalah             :
Permasalahan  yang diangkat dalam jurnal ini yaitu kondisi dimana suku Dayak terkendala secara geografis dan menyebabkan lemahnya akses terhadap sumber informasi termasuk informasi teknologi dan pasar komoditas pertanian. Sehingga perekonomian suku Dayak masih belum maju dan masih harus dikembangkan. Dalam jurnal ini akan dijelaskan bagaimana cara memajukan perekonomian suku Dayak terutama dalam bidang pertanian.



5.    Metodologi                 :
·        Data                : Data yang digunakan dalam analisis ini adalah data sekunder  yaitu data yang diperoleh dari penulisan orang-orang yang telah melakukan penelitian terlebih dahulu.
·        Variabel                    : Variabel yang di gunakan dalam jurnal ini adalah komposisi komunitas di Kalimantan Barat.

6.    Hasil Analisis              :
Penduduk Kalimantan Barat secara etnografi terdiri dari berbagai komunitas yang 119 beragam yaitu suku Dayak, Melayu Sambas, keturunan Tionghoa, Jawa, Melayu Pontianak, Madura, Bugis, Sunda, dan yang lainnya. Komunitas Dayak merupakan yang paling besar (37,31 persen) yang menempati hampir di seluruh wilayah di Kalimantan Barat. Secara umum, dibandingkan dengan suku-suku lain, komunitas Dayak banyak menempati wilayah pedalaman, secara administratif berada pada wilayah Kabupaten Sekadau, Sanggau, Sintang, Landak, Melawi, Kapuas Hulu, Bengkayang, Ketapang, Kayong Utara dan sebagian Kabupaten Pontianak. Keseluruhan wilayah tersebut merupakan wilayah yang sebagian besar masih merupakan hutan sedang, ladang dan semak belukar. Kondisi mereka yang terkendala secara geografis merupakan penyebab lemahnya akses terhadap sumber informasi termasuk informasi teknologi dan pasar komoditas pertanian. Keberadaan lembaga atau tokoh adat diakui menurut sistem adat istiadat mereka dalam makna secara khusus/spesifik. Para tokoh adat tersebut memiliki posisi strategis dan sentral dalam menentukan kebijakan-kebijakan adat di dalam komunitasnya. Pranadji (2005) mengungkapkan bahwa di setiap kampung Dayak pasti terdapat pemimpin yang disegani masyarakatnya maupun luar masyarakatnya. Adanya pemimpin ditingkat kampung merupakan keharusan. Dengan integritas dan wibawa yang dimilikinya, seorang pemimpin adat diakui dan dipatuhi masyarakatnya. Komunikasi di dalam aktifitas pembangunan, khususnya pada bidang pembangunan pertanian menurut Hornik (1988), memiliki beberapa peran di antaranya adalah sebagai penghubung antar kelembagaan, penguat pesan, dan sekaligus sebagai akseletator dalam berinteraksi. Dalam konteks komunikasi pembangunan pada komunitas Dayak, maka ketiga peran komunikasi tersebut merupakan hal penting yang menjadi acuan dalam membuat strategi komunikasi yang akan diaplikasikan.
Ketiga peran komunikasi tersebut dianggap penting karena hal tersebut merupakan jawaban dari kelemahan yang terjadi hingga saat ini, yaitu masih rendahnya akses komunikasi,
khususnya di dalam pembangunan pertanian bagi komunitas Dayak di Kalimantan Barat. Konsep dan strategi pembangunan yang selama ini dijalankan, yang cenderung seragam secara nasional, belum mampu menjangkau komunitas Dayak secara memadai. Hal ini disebabkan karena strategi komunikasi informasi yang dijalankan dari atas ke bawah tersebut berbentuk seragam padahal kondisi penerima (audiens) sangat beragam. Lebih jauh, berbagai asumsi dan prasyarat penerima (receiver) dari kebijakan strategi komunikasi tersebut tidak mampu dipenuhi oleh sebagian masyarakat, termasuk oleh masyarakat Dayak.

7. Kesimpulan :
Jurnal ini secara garis besar membicarakan mengenai cara mengidentifikasi strategi komunikasi yang tepat dalam upaya meningkatkan akses informasi dan inovasi teknologi bagi komunitas Dayak. Komunitas Dayak yang merupakan komunitas terbanyak di Kalimantan Barat yang menempati hampir di seluruh wilayah tersebut. Sebagian besar komunitas Dayak merupakan petani ladang dengan tempat hidup terpencar, sehingga pendekatan komunikasi terpusat selama ini termasuk untuk informasi di bidang teknologi pertanian, kurang efektif menjangkau mereka. Posisi dan peranan tokoh adat masih besar dan diakui oleh anggota komunitasnya. Karena itu, pemberdayaan tokoh adat Dayak yang dilakukan oleh Pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Swasta maupun komunitas Dayak sendiri, dapat dilakukan dengan menjadikan tokoh adat tersebut menjadi jembatan penghubung atau kontak person (liaison person) antara komunitasnya dan masyarakat luar komunitasnya. Hal ini dilakukan dalam upaya membuka dan meningkatkan akses antara komunitas Dayak dan komunitas di luarnya.
Pendekatan komunikasi massa guna membuka akses komunitas Dayak terhadap informasi luar, khususnya bidang pertanian dapat dilakukan melalui revitalisasi media radio dan televisi. Kebijakan yang dapat dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah di kabupaten/kota di Kalimantan Barat guna mendukung tercapainya peningkatan akses informasi tersebut adalah menginisiasi dalam memfasilitasi bersama stakeholder dan pihak lainnya (sharing) dalam usaha memfasilitasi dalam perbanyakan relay radio dan televisi yang mendekati pemirsanya, khususnya komunitas Dayak, sehingga siaran radio dan televisi tersebut dapat diterima dengan baik oleh pemirsanya. Selain itu pemerintah daerah diharapkan juga dapat memfasilitasi dalam penyediaan sarana dan prasarana media massa, seperti kredit pesawat radio atau televisi.