TEORI EKONOMI 1
Nama : Fanny Octania Zuari
Kelas : SMAK-05
NPM : 22211687
Kelompok 6
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan
Inferior Good (Barang Inferior)?
Inferior
Goods (Barang Inferior) adalah barang yang sangat rendah mutunya dan digunakan
oleh golongan miskin atau yang pendapatannya sangat rendah. Semakin kayanya
seseorang, semakin sedikit barang inferior yang dibeli dan dikonsumsinya.
barang yang jumlah permintaannya akan turun seiring dengan peningkatan
pendapatan masyarakat Salah satu contoh barang inferior adalah sandal jepit.
Ketika tingkat pendapatan masyarakat rendah, tingkat permintaan terhadap barang
tersebut akan tinggi. Namun ketika tingkat pendapat masyarakat meningkat,
permintaan atas barang tersebut akan turun karena masyarakat meninggalkannya
dan memilih untuk membeli sandal lain yang lebih berkualitas meskipun dengan harga
yang lebih mahal.
4.
Jelaskan apa yang dimaksud dengan Subtitutes Good (Barang Pengganti)
Substitutes Good
(Barang Pengganti) adalah barang yang dapat menggantikan atau digantikan barang
lain apabila barang penggantinya sukar diperoleh atau harganya meningkat. Suatu barang dinamakan barang pengganti
kepada barang lain apabila dia dapat menggantikan fungsi barang lain tersebut.
Kopi dan the adalah barang yang dapat saling menggantikan fungsinya. Seorang
yang suka minum teh selalu dapat menerima minuman kopi apabila the tidak ada.
Sebaliknya, seorang peminum kopi tidak akan menolak meminum teh apabila kopi
tidak ada. Harga barang pengganti dapat mempengaruhi permintaan barang yang
dapat digantikannya. Sekiranya harga barang pengganti bertambah murah maka
barang yang digantikannya akan mengalami pengurangan dalam permintaan. Dengan
demikian apabila harga kopi turun maka permintaan terhadap the akan berkurang.
Sebaliknya, apabila harga kopi naik maka permintaan terhadap teh akan
meningkat.
6.
Jelaskan faktor faktor ceteris paribus terhadap kurva penawaran
Barang-barang ada yang saling
bersaing (barang-barang pengganti) satu sama lain dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat. Barang-barang seperti itu dapat menimbulkan pengaruh yang penting
kepada penawaran suatu barang. Apabila
harga barang pengganti meningkat maka penjualan akan meningkatkan jumlah barang
yang ditawarkan. Penjual berharap, konsumen akan beralih dari barang pengganti.
·
Technology
(Teknologi)
Kemajuan teknologi telah dapat mengurangi ongkos produksi, mempertinggi produktivitas, mempertinggi mutu barang dan menciptakan barang-barang baru. Dalam hubungannya dengan penawaran suatu barang, kemajuan teknologi menimbulkan dua akibat, yaitu: (i) produksi dapat ditambah dengan lebih cepat, dan (ii) ongkos produksi semakin murah, dan dengan demikian keuntungan menjadi bertambah tinggi. Sehingga barang yang ditawarkan lebih banyak.
Kemajuan teknologi telah dapat mengurangi ongkos produksi, mempertinggi produktivitas, mempertinggi mutu barang dan menciptakan barang-barang baru. Dalam hubungannya dengan penawaran suatu barang, kemajuan teknologi menimbulkan dua akibat, yaitu: (i) produksi dapat ditambah dengan lebih cepat, dan (ii) ongkos produksi semakin murah, dan dengan demikian keuntungan menjadi bertambah tinggi. Sehingga barang yang ditawarkan lebih banyak.
·
Number
of Sellers (Banyaknya penjual)
Ketika semakin banyak penjual yang memproduksi barang tersebut dengan mutu yang hampir sama, maka semakin banyak pula barang yang dapat dihasilkan dan di tawarkan kepada konsumen dengan harga yang sama.
Ketika semakin banyak penjual yang memproduksi barang tersebut dengan mutu yang hampir sama, maka semakin banyak pula barang yang dapat dihasilkan dan di tawarkan kepada konsumen dengan harga yang sama.
·
Expectation
of Future Price (Ekspektasi Harga Dimasa Depan)
Karena memiliki ekspektasi harga dimasa datang, saat ini produsen membuat banyak persediaan barang, untuk meminimalkan kemungkinan perubahan harga dimasa depan, dan meminimalkan ongkos produksi dimasa depan, sehingga ongkos produksi dimasa depan dapat ditekan dan barang yang ditawarkan pun banyak.
Karena memiliki ekspektasi harga dimasa datang, saat ini produsen membuat banyak persediaan barang, untuk meminimalkan kemungkinan perubahan harga dimasa depan, dan meminimalkan ongkos produksi dimasa depan, sehingga ongkos produksi dimasa depan dapat ditekan dan barang yang ditawarkan pun banyak.
·
Taxes
(Pajak)
Semakin besarnya pajak yang ditetapkan pemerintah memberatkan produsen, karena meningkatkan ongkos produksi, sehingga produk yang dapat dihasilkan sedikit dan produk yang ditawarkan pun berkurang.
Semakin besarnya pajak yang ditetapkan pemerintah memberatkan produsen, karena meningkatkan ongkos produksi, sehingga produk yang dapat dihasilkan sedikit dan produk yang ditawarkan pun berkurang.
·
Subsidies
(Subsidi)
Ketika pemerintah memberikan subsidi kepada bahan-bahan produksi, ini dapat mempermurah ongkos produksi, sehingga produsen dapat memperbanyak produksi dan baramng byang ditawarkan pun akan bertambah.
Ketika pemerintah memberikan subsidi kepada bahan-bahan produksi, ini dapat mempermurah ongkos produksi, sehingga produsen dapat memperbanyak produksi dan baramng byang ditawarkan pun akan bertambah.
8. Apakah
pengaruh Taxes dan Subsidies terhadap Inflasi dan Kebijakan
Ekonomi?
Terhadap Inflasi
Taxes (Pajak)
Kebijakan
penetapan pajak dilakukan oleh pemerintah dengan cara mengenakan pajak yang
berbeda-beda untuk berbagai komoditas. Misalnya untuk melindungi produsen dalam
negeri, pemerintah dapat meningkatkan tarif pajak yang tinggi untuk barang
impor. Hal tersebut menyebabkan konsumen membeli produk dalam dalam negeri yang
harganya relatif lebih murah.
Subsidies (Subsidi)
Pemerintah
dapat melakukan intervensi atau campur tangan dalam pembentukan harga pasar
yaitu melalui pemberian subsidi. Subsidi biasanya diberikan pemerintah kepada
perusahaan-perusahaan penghasil barang kebutuhan pokok. Subsidi juga diberikan
kepada perusahaan yang baru berkembang untuk menekan biaya produksi supaya
mampu bersaing terhadap produk-produk impor. Kebijakan ini ditempuh pemerintah
dalam upaya pengendalian harga untuk melindungi produsen maupun konsumen
sekaligus untuk menekan laju inflasi.
Terhadap kebijakan ekonomi
·
Kebijakan
Fiskal
Kebijakan fiskal berhubungan erat dengan
kegiatan pemerintah sebagai pelaku sektor publik. Kebijakan fiskal dalam
penerimaan pemerintah dianggap sebagai suatu cara untuk mengatur mobilisasi
dana domestik, dengan instrumen utamanya perpajakan. Dinegara sedang berkembang
seperti Indonesia, kebijakan moneter dan kebijakan luar negeri belum berjalan
seperti yang diharapkan. Dengan demikian, peranan kebijakan fiskal dalam bidang
perekonomian menjadi semakin penting.
Kebijakan
Fiskal adalah kebijakan ekonomi yang digunakan pemerintah untuk mengendalikan
atau mengarahkan perekonomian pada saat kondisi yang lebih baik. Caranya yaitu
mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah.
Instrumen
utama kebijakan fiskal adalah pajak (T) dan pengeluaran pemerintah (G).
Kebijakan fiskal pemerintah dapat bersifat ekspansif maupun kontraktif. Kebijakan
yang bersifat ekspansif dilakukan pada saat perekonomian sedang menghadapi
masalah pengangguran yang tinggi. Tindakan yang dilakukan pemerintah adalah
dengan memperbesar pengeluaran pemerintah (misalnya menambah subsidi kepada
rakyat kecil) atau mengurangi tingkat pajak. Adapun kebijakan fiskal kontraktif
adalah bentuk kebijakan fiskal yang dilakukan pada saat perekonomian mencapai
kesempatan kerja penuh atau menghadapi inflasi. Tindakan yang dilakukan adalah
mengurangi pengeluaran pemerintah atau memperbesar tingkat pajak.
·
Kebijakan
Moneter
Kebijakan
moneter adalah kebijakan ekonomi yang digunakan Bank Indonesia sebagai otoritas
moneter, untuk mengendalikan atau mengarahkan perekonomian pada kondisi yang
lebih baik atau diinginkan dengan mengatur jumlah uang yang beredar (JUB) dan
tingkat suku bunga.
10.
Jelaskan apa yang dimaksud dengan Surplus Produsen?
Surplus
Produsen adalah ukuran keuntungan yang diperoleh produsen karena mereka
beroperasi pada pasar komoditas. Keuntungan tersebut diperoleh mereka karena
harga yang terbentuk di pasar melebihi harga yang mereka tawarkan pada tingkat
penjualan tertentu.
Penjelasan tentang surplus produsen dapat ditinjau dari sudut pandang yang sama dengan surplus konsumen, yaitu pada kondisi dimana jumlah yang ditawarkan masih sedikit mereka bersedia menawarkan sejumlah barang dengan harga yang lebih rendah daripada harga keseimbangan pasar. Kondisi tersebut akan berakhir ketika keseimbangan muncul.
Penjelasan tentang surplus produsen dapat ditinjau dari sudut pandang yang sama dengan surplus konsumen, yaitu pada kondisi dimana jumlah yang ditawarkan masih sedikit mereka bersedia menawarkan sejumlah barang dengan harga yang lebih rendah daripada harga keseimbangan pasar. Kondisi tersebut akan berakhir ketika keseimbangan muncul.
refrensi: buku teori ekonomi sadono sukirno
No comments:
Post a Comment